MINAHASA - Uji publik kurikulum baru mulai dijalankan kemarin (24/11). Provinsi
Sulawesi Utara (Sulut) mendapat kesempatan menjadi tempat uji publik perdana. Dalam pelaksanaanya, perkenalan kurikulum baru ini dibanjiri pertanyaan dari guru. Uji publik ini dipimpin langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh. Ratusan guru yang memadati aula rektorat Universitas Negeri Manado (Unima) tampak antusias mendengar paparan kurikulum baru. “Tidak salah kita pilih Provins Sulawesi Utara sebagai tempat pengenalan (uji publik, red) yang pertama kali se Indonesia,” jelas Nuh. Alasannya, indeks pembangunan manusia (IPM) di Sulut di urutan kedua setelah DKI Jakarta. Capaian IPM ini mustahil bisa diraih jika kualitas pendidikannya rendah. Setelah sesi pemaparan ditutup dan berganti tanya jawab, kondisi ruangan mendadak riuh. Banyak guru, kepala sekolah, bahkan pejabat dinas pendidikan setempat ingin melempar pertanyaan. Diantara pertanyaan yang muncul soal kurikulum baru itu adalah kesiapan tenaga laboratorium dan peralatan penunjangnya. Para guru khawatir tidak efektif menjalankan kurikulum baru karena kekurangan jumlah tenaga laborat dan fasilitasnya. Dalam kurikulum baru nanti, keberadaan laboratorium ini cukup krusial. Sebab, sistem bembelajarannya nanti berubah dari siswa diberi tahu ke siswa mecari tahu. Diantara caranya yaitu siswa lebih sering beraktifitas di laboratorium. Menanggapi masukan tadi, Nuh mengakan penambahan tenaga laboratorium dan fasilitas penunjangnya akan diupayakan sambil jalan. Menurutnya, upaya ini akan ditindaklanjuti setelah ada koordinasi dengan pemda. Nuh menegaskan, salah satu muatan dalam kurikulum baru tadi adalah aspek kreatifitas. Untuk itu, guru dihimbau tidak terjebak pada persoalan-persoalan. “Siswa dituntut kreatif, gurunya juga harus lebih kreatif lagi,” kata dia. Misalnya, menjadikan lingkungan sekolah sebagai laboratorium raksasa. Persoalan lain yang sempat diungkit guru adalah, peredaran ijazah palsu untuk guru. Selain itu juga kriminalisasi dan peningkatan kompetensi guru. Mereka berharap Kemendikbud bisa menuntaskannya. Sehingga mereka bisa tenang mengajar dengan kurikulum baru. (wan) |
MINAHASA - Uji publik kurikulum baru mulai dijalankan kemarin (24/11). Provinsi
Sulawesi Utara (Sulut) mendapat kesempatan menjadi tempat uji publik
perdana. Dalam pelaksanaanya, perkenalan kurikulum baru ini dibanjiri pertanyaan
dari guru.
Uji publik ini dipimpin langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Mohammad Nuh. Ratusan guru yang memadati aula rektorat Universitas Negeri
Manado (Unima) tampak antusias mendengar paparan kurikulum baru.
“Tidak salah kita pilih Provins Sulawesi Utara sebagai tempat pengenalan
(uji publik, red) yang pertama kali se Indonesia,” jelas Nuh. Alasannya,
indeks pembangunan manusia (IPM) di Sulut di urutan kedua setelah DKI Jakarta.
Capaian IPM ini mustahil bisa diraih jika kualitas pendidikannya rendah.
Setelah sesi pemaparan ditutup dan berganti tanya jawab, kondisi ruangan
mendadak riuh. Banyak guru, kepala sekolah, bahkan pejabat dinas pendidikan
setempat ingin melempar pertanyaan.
Diantara pertanyaan yang muncul soal kurikulum baru itu adalah kesiapan tenaga
laboratorium dan peralatan penunjangnya. Para guru khawatir tidak efektif
menjalankan kurikulum baru karena kekurangan jumlah tenaga laborat dan
fasilitasnya.
Dalam kurikulum baru nanti, keberadaan laboratorium ini cukup krusial.
Sebab, sistem bembelajarannya nanti berubah dari siswa diberi tahu
ke siswa mecari tahu. Diantara caranya yaitu siswa lebih sering beraktifitas
di laboratorium.
Menanggapi masukan tadi, Nuh mengakan penambahan tenaga laboratorium
dan fasilitas penunjangnya akan diupayakan sambil jalan. Menurutnya,
upaya ini akan ditindaklanjuti setelah ada koordinasi dengan pemda.
Nuh menegaskan, salah satu muatan dalam kurikulum baru tadi adalah aspek kreatifitas.
Untuk itu, guru dihimbau tidak terjebak pada persoalan-persoalan.
“Siswa dituntut kreatif, gurunya juga harus lebih kreatif lagi,” kata dia.
Misalnya, menjadikan lingkungan sekolah sebagai laboratorium raksasa.
Persoalan lain yang sempat diungkit guru adalah, peredaran ijazah palsu
untuk guru. Selain itu juga kriminalisasi dan peningkatan kompetensi guru.
Mereka berharap Kemendikbud bisa menuntaskannya. Sehingga mereka
bisa tenang mengajar dengan kurikulum baru. (wan)
Sulawesi Utara (Sulut) mendapat kesempatan menjadi tempat uji publik
perdana. Dalam pelaksanaanya, perkenalan kurikulum baru ini dibanjiri pertanyaan
dari guru.
Uji publik ini dipimpin langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Mohammad Nuh. Ratusan guru yang memadati aula rektorat Universitas Negeri
Manado (Unima) tampak antusias mendengar paparan kurikulum baru.
“Tidak salah kita pilih Provins Sulawesi Utara sebagai tempat pengenalan
(uji publik, red) yang pertama kali se Indonesia,” jelas Nuh. Alasannya,
indeks pembangunan manusia (IPM) di Sulut di urutan kedua setelah DKI Jakarta.
Capaian IPM ini mustahil bisa diraih jika kualitas pendidikannya rendah.
Setelah sesi pemaparan ditutup dan berganti tanya jawab, kondisi ruangan
mendadak riuh. Banyak guru, kepala sekolah, bahkan pejabat dinas pendidikan
setempat ingin melempar pertanyaan.
Diantara pertanyaan yang muncul soal kurikulum baru itu adalah kesiapan tenaga
laboratorium dan peralatan penunjangnya. Para guru khawatir tidak efektif
menjalankan kurikulum baru karena kekurangan jumlah tenaga laborat dan
fasilitasnya.
Dalam kurikulum baru nanti, keberadaan laboratorium ini cukup krusial.
Sebab, sistem bembelajarannya nanti berubah dari siswa diberi tahu
ke siswa mecari tahu. Diantara caranya yaitu siswa lebih sering beraktifitas
di laboratorium.
Menanggapi masukan tadi, Nuh mengakan penambahan tenaga laboratorium
dan fasilitas penunjangnya akan diupayakan sambil jalan. Menurutnya,
upaya ini akan ditindaklanjuti setelah ada koordinasi dengan pemda.
Nuh menegaskan, salah satu muatan dalam kurikulum baru tadi adalah aspek kreatifitas.
Untuk itu, guru dihimbau tidak terjebak pada persoalan-persoalan.
“Siswa dituntut kreatif, gurunya juga harus lebih kreatif lagi,” kata dia.
Misalnya, menjadikan lingkungan sekolah sebagai laboratorium raksasa.
Persoalan lain yang sempat diungkit guru adalah, peredaran ijazah palsu
untuk guru. Selain itu juga kriminalisasi dan peningkatan kompetensi guru.
Mereka berharap Kemendikbud bisa menuntaskannya. Sehingga mereka
bisa tenang mengajar dengan kurikulum baru. (wan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar