Kamis, 29 November 2012

Mendikbud Kenalkan Kurikulum Baru




MINAHASA - Uji publik kurikulum baru mulai dijalankan kemarin (24/11). Provinsi 
Sulawesi Utara (Sulut) mendapat kesempatan menjadi tempat uji publik 
perdana. Dalam pelaksanaanya,  perkenalan kurikulum baru ini dibanjiri pertanyaan
 dari guru.

Uji publik ini dipimpin langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) 

Mohammad Nuh. Ratusan guru yang memadati aula rektorat Universitas Negeri 
Manado (Unima) tampak antusias mendengar paparan kurikulum baru.

“Tidak salah kita pilih Provins Sulawesi Utara sebagai tempat pengenalan 

(uji publik, red) yang pertama kali se Indonesia,” jelas Nuh. Alasannya, 
indeks pembangunan manusia (IPM) di Sulut di urutan kedua setelah DKI Jakarta. 
Capaian IPM ini mustahil bisa diraih jika kualitas pendidikannya rendah.

Setelah sesi pemaparan ditutup dan berganti tanya jawab, kondisi ruangan 

mendadak riuh. Banyak guru, kepala sekolah, bahkan pejabat dinas pendidikan
 setempat ingin melempar pertanyaan.

Diantara pertanyaan yang muncul soal kurikulum baru itu adalah kesiapan tenaga

 laboratorium dan peralatan penunjangnya. Para guru khawatir tidak efektif 
menjalankan kurikulum baru karena kekurangan jumlah tenaga laborat dan 
fasilitasnya.

Dalam kurikulum baru nanti, keberadaan laboratorium ini cukup krusial. 

Sebab, sistem bembelajarannya nanti berubah dari siswa diberi tahu ke 
siswa mecari tahu. Diantara caranya yaitu siswa lebih sering beraktifitas 
di laboratorium.

Menanggapi masukan tadi, Nuh mengakan penambahan tenaga laboratorium 

dan fasilitas penunjangnya akan diupayakan sambil jalan. Menurutnya, 
upaya ini akan ditindaklanjuti setelah ada koordinasi dengan pemda.

Nuh menegaskan, salah satu muatan dalam kurikulum baru tadi adalah aspek 

kreatifitas. Untuk itu, guru dihimbau tidak terjebak pada persoalan-persoalan.
 “Siswa dituntut kreatif, gurunya juga harus lebih kreatif lagi,” kata dia. 
Misalnya, menjadikan lingkungan sekolah sebagai laboratorium raksasa.

Persoalan lain yang sempat diungkit guru adalah, peredaran ijazah palsu 

untuk guru. Selain itu juga kriminalisasi dan pening­katan kompetensi guru. 
Mereka berharap Kemendikbud bisa menuntaskannya. Sehingga mereka bisa 
tenang mengajar dengan kurikulum baru. (wan)


MINAHASA - Uji publik kurikulum baru mulai dijalankan kemarin (24/11). Provinsi
 Sulawesi Utara (Sulut) mendapat kesempatan menjadi tempat uji publik
 perdana. Dalam pelaksanaanya,  perkenalan kurikulum baru ini dibanjiri pertanyaan
 dari guru.

Uji publik ini dipimpin langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)

 Mohammad Nuh. Ratusan guru yang memadati aula rektorat Universitas Negeri 
Manado (Unima) tampak antusias mendengar paparan kurikulum baru.

“Tidak salah kita pilih Provins Sulawesi Utara sebagai tempat pengenalan 

(uji publik, red) yang pertama kali se Indonesia,” jelas Nuh. Alasannya, 
indeks pembangunan manusia (IPM) di Sulut di urutan kedua setelah DKI Jakarta. 
Capaian IPM ini mustahil bisa diraih jika kualitas pendidikannya rendah.

Setelah sesi pemaparan ditutup dan berganti tanya jawab, kondisi ruangan

 mendadak riuh. Banyak guru, kepala sekolah, bahkan pejabat dinas pendidikan 
setempat ingin melempar pertanyaan.

Diantara pertanyaan yang muncul soal kurikulum baru itu adalah kesiapan tenaga

 laboratorium dan peralatan penunjangnya. Para guru khawatir tidak efektif 
menjalankan kurikulum baru karena kekurangan jumlah tenaga laborat dan
 fasilitasnya.

Dalam kurikulum baru nanti, keberadaan laboratorium ini cukup krusial.

 Sebab, sistem bembelajarannya nanti berubah dari siswa diberi tahu 
ke siswa mecari tahu. Diantara caranya yaitu siswa lebih sering beraktifitas 
di laboratorium.

Menanggapi masukan tadi, Nuh mengakan penambahan tenaga laboratorium 

dan fasilitas penunjangnya akan diupayakan sambil jalan. Menurutnya,
 upaya ini akan ditindaklanjuti setelah ada koordinasi dengan pemda.

Nuh menegaskan, salah satu muatan dalam kurikulum baru tadi adalah aspek kreatifitas.

 Untuk itu, guru dihimbau tidak terjebak pada persoalan-persoalan. 
“Siswa dituntut kreatif, gurunya juga harus lebih kreatif lagi,” kata dia.
 Misalnya, menjadikan lingkungan sekolah sebagai laboratorium raksasa.

Persoalan lain yang sempat diungkit guru adalah, peredaran ijazah palsu 

untuk guru. Selain itu juga kriminalisasi dan pening­katan kompetensi guru.
 Mereka berharap Kemendikbud bisa menuntaskannya. Sehingga mereka 
bisa tenang mengajar dengan kurikulum baru. (wan)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar